MASYARAKAT ANTRE MEMBELI MINYAK, FENOMENA YANG TERUS TERJADI DARI MASA KE MASA.

MASYARAKAT ANTRE MEMBELI MINYAK,
FENOMENA YANG TERUS TERJADI DARI MASA KE MASA.

 

minyak goreng langka, masyarakat antri minyak goreng, kemendag jual minyak goreng, kenapa minyak goreng langka

Hari ini masyarakat negara Indonesia sedang dihebohkan dengan berita kelangkaan komoditas utama, yaitu minyak goreng. Harga minya goreng sempat naik hingga pemerintah memberikan peraturan harga minyak goreng Rp 14.000, tetapi minyak goreng malah menjadi semakin langka dan sulit ditemukan. Banyak masyarakat yang rela mengantri hingga berjam-jam demi bisa mendapatkan minya goreng agar mereka bisa menggoreng didapur.

         

          Tapi tahukah kalian jika fenomena masyarakat mengantre minyak kembali mengingatkan sebuah peristiwa di masa lalu. Fenomena masyarakat antre minyak sudah terjadi sejak dulu di Indonesia, bahkan sejak masa Presiden Soekarno masyarakat Indonesia sudah mengantre untuk membeli minyak.

 

MASYARAKAT ANTRE MINYAK DI MASA PRESIDEN SOEKARNO

          Pada tahun 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah keputusan Presiden, yaitu Dekrit atau mengembalikan semua peraturan ke Undang-Undang Dasar 1945. Pada masa ini Indonesia mengalami kegagalan dalam segi Ekonomi, namun isu ini berhasil dialihkan dengan isu politik yang banyak terjadi pada waktu itu, salah satunya adalah keberhasilan pemerintah memasukan Irian Barat kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan juga isu pasan dengan negara Malaysia yaitu Ganyang Malaysia.

 

          Pada tahun 1963 inflasi di Indonesia semakin parah, terjadi banyak kelangkaan bahan-bahan pokok hingga membuat harga bahan pokok naik berkali-kali lipat. Masa ini dianggap sebagai masa tersulit bangsa Indonesia di era Orde Lama. Kelangkaan beras pada saat itu membuat presiden memutuskan untuk mengimpor beras dari Republik Rakyat Tiongkak. Kelangkaan tidak hanya terjadi pada bersa saja, tetapi juga pada tepung terigu, dan juga minyak tanah.

 

          Untuk membeli beberapa liter minyak tanah pun masyarakat harus antre karena minya pada saat itu menjadi barang yang sangat langka dan dicari oleh masyarakat. Kondisi seperti it uterus berlanjut hingga sampai pada tahun 1965 dan 1966. Dimana pada tahun 1966 adalah tahun terakhir presiden Soekarno menjabat.

 

          HAbisnya masa jabatan Soekarno menjadi presiden, tidak berarti kelangkaan yang menyebabkan fenomena kelangkaan barang yang membauat masyarakat mengantre  menghilang dari Indonesia.

 

ERA ORDE BARU


          Pergantian Presiden Indonesia dari Soekarno ke Soeharto menandakan juga pergantian dari Orde Lama ke Orde Baru. Era Orde Baru juga sering disebut sebagai era pembangunan Indonesia, karena pada era ini banyak program-program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah pembangunan infrastruktur jalan. Karena pesatnya pembangunan, kemajuan dalam pertanian dan Industri, Indonesia sempat mendapatkan julukan sebagai macan asia.


Tetapi pada tahun 1997-1998 Indonesia kembali inflasi, imbas dari krisis asia. Pada masa itu inflasi mencapai 700% hingga membuat rupiah melemah ke 14.000 per Dolar. Inflasi ini membuat semua harga barang pokok menjadi mahal dan langka. Kelangkaan terjadi di semua jenis barang pokok, seperti beras, minyak tanah, minyak goreng, dan lainnya.


Bahkan pada saat itu masyarakat harus mengantre ke rumah RT dan membawa Kartu Keluarga untuk bisa mendapatkan beberapa liter minyak tanah

 

ERA REFORMASI

    Setelah lengsernya Presiden Suharto masuklah Indonesia ke era Reformasi, di era reformasi masyarakat Indonesia juga harus mengantri untuk mendapatkan bahan bakar minyak(BBM). Hal ini terjadi pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yhudoyono(SBY). Pada saat itu Presiden SBY mengeluarkan kebijakan untuk menaikan harga BBM, hingga membuat BBM menjadi langka dan masyarakat harus mengantre untuk bisa mendapatkan BBM.

 

    Jadi, ternyata fenomena masyarakat mengantre untuk mendapatkan minyak buka baru terjadi kali ini saja. Tetapi fenomena tersebut sudah terjadi sejak dulu, hanya saja masyarakat mengantre untuk jenis minyak yang berbeda dari masa ke masa.

 

Sumber: CNBC Indonesia

Post a Comment

Previous Post Next Post